
Hati saya mensyorkan supaya terus menekuni naskah-naskah berat, sedangkan kudrat saya tidak terkejar. Bukan tidak mampu…cuma tidak terkejar. Dalam tidak punya banyak kesempatan detik, sempat juga saya sudahi membaca novel “Tuhan Manusia” karya Faisal Tehrani. Ditangan saya ini sudah dipegang erat kompilasi tulisan Fathi Aris Omar, “Patah Balek – catatan terpenting reformasi”. Sempat atau tidak saya habisi tulisan kontemporari genre berat ini, tidak saya ketahui. Atau mungkin saya main lompat sikatak lompat, secara rawak memilih bab tanpa mengikut skema.
Terkadang saya semacam khali. Menulis, membaca dan melukis semacam sudah menjadi tanggungjawab yang penting. Terdapat sedikit perasaan skeptikal. Saya kira, perlu diisi hidup ini dengan sesuatu yang disukai sebelum mati. Jadi saya begitu banyak hairan bagaimana ada orang boleh “merempit” bila terluang hari. Saya mampu geleng kepala…
Saya…saya macam tak cukup masa. Kini minat lama kembali bertandang. Perkakas lukisan terus diselongkar. Ilustrasi komik dan kartun merebut tempat dibenak saya. Saya kembali bersyahwat untuk kembali melukis. Saya mungkin penat tetapi saya puas. Kreativiti terasa subur. Buku dan akhbar inggeris memang tidak mahu saya ketinggalan walau celoteh orang putih saya begitu buruk sekali. Tiba-tiba ingin pula berdakwat tulis dalam inggeris.
Rasa tidak terkejar…namun sempat pula saya bertanya “Apa yang ku kejar?”. Perlahan-lahan…otak berinspirasi. Rasa kepenatan diantara buku2 berat dan kartun yang santai. “Semoga Allah swt. menolong saya selalu…”. Doa terkini memanjat langit…
No comments:
Post a Comment